TINJAUAN PUSTAKA
A.
|
KONSEP MEDIS
1. Pengertian
a. Gastroentritis adalah defekasi encer
lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. (Anonim, 2009)
b. Gastroentiris akut adalah defekasi
yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat (Mansyoer Arief, 2008).
c. Diare adalah perubahan tiba-tiba
dalam frekuensi dan kualitas defekasi. (Ngastiyah. 2009)
d. Diare adalah kondisi dimana terjadi
frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam
isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi feses cair. (Supartini,
Yupi. 2008)
e. Gastroenteritis adalah radang dari
lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah
(muntah berak). (Speer, Khatleen
Morgan. 2009)
2. Anatomi Fisiologi
Saluran pencernaan makanan merupakan
saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh
tubuh dengan jalan proses Pencernaan (pengunyahan, penelanan dan percampuran)
dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Saluran pencernaan terdiri dari:
mulut, faring, osofagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, anus serta
orgn tambahan (Assesoris) Hati,Pangreas, dan Empedu .
a.
Mulut (oris)
Mulut
adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu:
1) Bagian luar yang sempit atau
vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
2) Bagian rongga mulut/bagian dalam,
yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan
mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
a) Kelenjar parotis
b) Kelenjar submaksilaris
c) Kelenjar sublingualis
b.
Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkungan faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosis dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antara
jalan napas dan jalan makanan.
c.
Osofagus.
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung,
panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak
dibawah lambung.
d.
Lambung
Bagian
lambung terdiri dari:
1) Fundus Ventrikuli
2) Korpus ventrikuli
3) Antrum Pilorus
4) Kurvatura Minor
5) Kurvatura Mayor
6) Osteum Kardiakum.
Susunan
lapisan dari dalam keluar terdiri dari: lapisan selaput lendir, lapisan otot
melingkar, lapisan otot miring, lapisan otot panjang, dan lapisan jaringan
ikat/serosa. Fungsi lambung terdiri dari :
1) Makanan, menghancurkan dan
menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2) Getah cerna lambung yang dihasilkan:
a) Pepsin fungsinya, memecah putih
telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
b) Asam garam (HCL) fungsinya: mengasamkan
makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat Suasana asam pada
pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c) Renin fungsinya, sebagai ragi
membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein
susu)
d) Lapisan lambung, jumlahnya sedikit
memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
e.
Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah
meter panjang dalam keadaan hidup dan merupakan saluran pencernaan diantara
lambung dan usus besar. Usus halus panjang, tube yang berliku-liku yang memenuhi
sebagian rongga abdomen. Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum dan ileum.
1)
Duodenum
Adalah tube yang berbentuk huruf C dengan panjang kira-kira
25 cm, pada bagian belakang abdomen, melengkung melingkari pancreas. Duodenum
di gambarkan kedalam 4 bagian:
a) Bagian I : menjalar kearah kanan
b) Bagian II : menjalar kearah bawah
c) Bagian III : menjalar kearah
tranversal kiri dan disebelah depan vena kava inferior dan aorta.
d) Bagian IV : menjalar kearah atas
untuk selanjutnya bergabung dengan yeyenum.
Bagian
kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit disebut papilla vateri,
pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran
pancreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus). Empedu di buat di hati untuk
dikeluarkan keduodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan
lemak, dengan bantuan lipase. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang
banyak mengandung kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk memproduksi getah
intestinum.
2)
Yeyenum dan Ileum
Yeyenum
merupakan bagian pertama dan ileum merupakan bagian kedua dari saluran usus
halus. Semua bagian usus tersebut mempunyai panjang yang bervariasi dari 300 cm
sampai 900 cm.
Lekukan
yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan
lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar
mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena
mesentrika suporior, pembuluh limfe dan saraf keruang antara 2 lapisan
peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak
mempunyai batas yang tegas.
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium Ileoseckalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileuseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula Baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali keadaan ileum.
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium Ileoseckalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileuseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula Baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali keadaan ileum.
Fungsi
usus halus adalah:
a) Mensekresi cairan usus.
b) Menerima cairan empedu dan pancreas.
c) Mencerna makanan.
d) Mengabsorbsi air, garam dan vitamin.
e) Menggerakkan kandungan kandungan
usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang
menggerakkan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.
f.
Usus Besar
Usus besar mempunyai panjang kurang lebih 1,5 meter dengan
lebar 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar adalah :
1) Selaput lender
2) Lapisan otot melingkar.
3) Lapisan otot penampang.
4) Jaringan ikat.
Fungsi
usus besar, terdiri dari menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli
dan tempat feses. Adapun bagian-bagian dari usus besar adalah sebagai berikut:
1)
Seikum (Ceacum)
Di
bawah seikum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cincin
sehingga disebut umbai cacing, dengan panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh
peritoneum, mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mensentrium dan dapat
diraba melalui dinding Abdomen.
2)
Colon Asenden
Panjangnya
13 cm, terletak dibawah Abdomen sebelah kalon membujur keatas dari ileum
kebawah hati. Dibawah hati membengkok kekiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatica dan dilanjutkan sebagian kolon transversum.
3)
Apendiks
Bagian
usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum, mempunyai pintu keluar
yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
4)
Colon Transversum
Panjangnya
kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendes sampai kekolon desendens berada
dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri
terdapat fleksula lienalis.
5)
Colon Desendens
Panjangnya
kurang lebih 25 cm, terletak dibawah Abdomen bagian kiri membujur dari atas
kebawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambung dengan
colon sigmoid.
6)
Colon Sigmoid
Merupakan
lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri
bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum.
g.
Rektum
Terletak
dibawah colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak
dalam rongga pelvic didepan oscracum dan oscogcigis.
h. Anus
Adalah
bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar.
Terletak didasar pelvik, dindingnya diperkuat oleh tiga spincter :
1) Spincter Ani Internus, bekerja tidak
menurut kehendak.
2) Spincter Levator Ani, bekerja tidak
menurut kehendak.
3) Spincter Ani Eksternus, bekerja
menurut kehendak.
(Pearce C. 2009)
3. Etiologi
Gastroenteritis dapat disebabkan
oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormon tiroid, pelunak feses dan
laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida), selain itu semua
gastroenteritis dapat juga disebabkan oleh :
a.
Faktor infeksi
1) Infeksi enteral; infeksi saluran
pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi
infeksi enteral sebagai berikut :
a) Infeksi bakteri: vibria, E.Coli,
salmonella, shigella, compylobacter, yersiria, aeromonas dan sebagainya.
b) Infeksi virus: Enterovirus, (virus
Echo, Coxsackie, Poliomielitis) Adenovirus, Rofavirus, Astrovirus, Trichuris,
Oxyuris, strongy loides, Protozoa, (Entomoeba histolyfica, giardia, lamblia,
Trichomonas hominis), jamur (candida albicans).
2) Infeksi parenteral ialah infeksi
diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA),
Tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, pemberian makanan
perselang, gangguan metabolic dan endokrin (Diabetes, Addison, Tirotoksikosis)
serta proses infeksi virus/bakteri (disentri, shigellosis, keracunan makanan).
b.
Faktor Malabsorbsi
1) Mal absrobsi karbohidrat:
disakarida, (Intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa): monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang tersering
intoleransi laktosa)
2) Mal absorbsi lemak
3) Mal absorbsi protein.
c.
Faktor Makanan
Makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d.
Faktor Psikologis
Rasa
takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
4. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya gastroenteritis ialah :
a.
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap
akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul
gastroenteritis.
b.
Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus
dan selanjutnya timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
c.
Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya timbul pula gasteoenteritis.
Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi :
1) Dehidrasi ringan, jika kekurangan cairan
5% atau 25 ml/kg/bb.
2) Dehidrasi sedang, jika kekurangan cairan
5-10% atau 75 ml/kg/bb.
3) Dehidrasi berat, jika kekurangan cairan
10-15% atau 125 ml/kg/bb.
(Price, Sylvia A. 2009)
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara
langsung atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi
ini menimbulkan peningkatan produksi air dan garam ke dalam lumen usus dan juga
peningkatan motilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak
dicerna dan cairan dikeluarkan. Dengan gastroenteritis
yang hebat, sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan
dehidrasi, hyponatremi dan hipokalemia.
Selain itu
juga gastroenteritis yang akut maupun
yang kronik dapat meyebabkan gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang,
pengeluaran bertambah), hipoglikamik, dan gangguan sirkulasi darah. (Ngastiyah. 2008)
5. Manifestasi
Klinik
Menurut Mansyoer Arief (2010), tanda dan gejala gastroenteritis atau diare adalah :
a.
Mula-mula
bayi atau anak cengeng, gelisah.
b.
Suhu
badan mungkin meningkat.
c.
Nafsu
makan berkurang atau tidak ada.
d.
Diare.
e.
Feses
cair dengan darah atau lendir.
f.
Warna
tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.
g.
Anus
dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
h.
Gejala
muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
i.
Dehidrasi,
bila banyak cairan keluar mempunyai tanda-tanda ubun-ubun besar cekung, tonus
dan turgor kulit menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering.
j.
Berat
badan turun
6. Pemeriksaan
Diagnostik
Menurut Mansyoer Arief (2010), pemeriksaan diagnostik pada klien
gastroenteritis adalah sebagai
berikut :
a.
Pemeriksaan Tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis.
2) Biarkan kumanuntuk mencari kuman
penyebab.
3) Tes resistensi terhadap berbagai
antibiotik (pada diare persisten).
4) PH dan kadar gula jika diduga ada
toleransi gula (sugar Intolerance).
b.
Pemeriksaan Darah
1) Darah perifer lengkap.
2) Analisis gas darah dan elektrolit
(terutama Na,K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang).
3) PH dan cadangan alkali untuk
menentukan gangguan keseimbangan asam basa.
4) Kadar uream dan kreatinin darah
untuk mengetahui faal ginjal.
c.
Duodenal intubation
Untuk
mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare
kronik.
7.
Penatalaksanaan
Menurut
Mansyoer Arief (2010),
penatalaksanaan gastroenteritis
adalah terdiri dari :
a.
Simtomatis
1) Terapi Rehidrasi
2) Tujuan terapi rehidrasi untuk
mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti
cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara memberikan oralit,
cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dekstrose 5%. Dekstrosa dalam salin.
3) Antispasmodik, Antikolinergik
(Antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskarinik), contoh obat:
Papaperin.
4) Obat anti diare :
a) Obat anti motilitas dan sekresi usus
(Loperamid).
b) Oktreotid (Sondostatin) sudah dicoba
dengan hasil memuaskan pada diare sklerotik.
c) Obat antidiare yang mengeraskan
tinja dan absorbsi zat toksik yaitu: Norit 1-2 tablet diulang sesuai kebutuhan.
5) Antiemetik (metoclopramid).
6) Vitamin dan mineral, tergantung
kebutuhan yaitu vitamin B1, asam folat.
7) Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan
selama diare
untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi.
untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi.
b.
Kausal
Pengobatan
kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi, pada kasus kronik dengan
penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.
B.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Di dalam memberikan Asuhan Keperawatan
terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
a. Biodata
:
1)
Identitas
klien (nama, tempat/tanggal lahir, agama, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, tanggal pengkajian dan diagnosa medik).
2)
Identitas orang tua
Ayah
dan ibu (nama, umur, pendidikan, penghasilan, agama dan alamat).
3)
Identitas saudara kandung
(Nama, usia, hubungan dengan klien, status kesehatan).
b.
Keluhan
Utama
Biasanya
klien akan mengeluh demam, anoreksia, malaise, nyeri kepala, biasa disertai
batuk.
c.
Riwayat
Keluhan Utama (PQRST)
P = (Provokatif/paliatif)
Apa
yang menyebabkan gejala? Apa saja yang dapat mengurangi/memperberat
Q = (Kualitas)
Bagaimana
keluhan yang dirasakan, sejauh mana keluhan yang dirasakan.
R = (Regional/radiasi)
Dimana
gejala itu terasa ? Apakah menyebar ?
S = (Skala keparahan)
Seberapa berat keluhan yang dirasakan, dengan skala
numerik 1 – 10.
T =
(Timing/waktu)
Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala terasa
(apakah tiba-tiba atau bertahap)
d.
Riwayat
Kesehatan
1) Riwayat
kesehatan sekarang
Keadaan
yang biasa ditemukan antara lain : demam, mual-muntah, bibir kering, turgor
kulit jelek, nafsu makan menurun, dan biasa disertai batuk.
2) Riwayat
kesehatan masa lalu
(Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
a)
Pre Natal Care
(1)
Pemeriksaan kehamilan ibu selama hamil
berapa kali
(2)
Keluhan selama hamil : apakah ada
perdarahan, infeks, ngidam,
muntah-muntah , demam, serta perawatan selama hamil.
(3)
Riwayat : - Terkena sinar dan Therapi
obat
(4)
Kenaikan Berat Badan selama hamil,
(5)
Immunisasi TT selama hamil berapa kali
(6)
Golongan darah ibu dan golongan daran
ayah.
b) Natal
(1) Tempat
melahirkan: apakah di RS, Klinik, atau Rumah
(2) Lama
dan jenis persalinan : Sponta,, Force, Operasi
lain-lain
(3) Penolong
persalinan: apakah Dokter., Bidan, atau
Dukun.
(4) Cara
untuk memudahkan persalinan: apakkah di beri obat perangsang
(5) Komplikasi
waktu lahir : Robek perineum atau Infeksi nifas
c) Post
Natal
(1) Kondisi
Bayi : BB lahir,dan PB bayi saat lahir.
(2) Apakah
anak mengalami: penyakit Kuning,Kebiruan, Kemerahan, apakah ada problem
menyusui., BB tidak stabil.
(Untuk
Semua Usia)
Apakah
klien pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit lain sebelumnya,apakah
pernah dirawat di Rumah Sakit.
e.
Riwayat
Kesehatan Keluarga
Apakah
dalam keluarga ada yang pernah atau sedang mengalami penyakit yang sama atau
penyakit lainnya.
f.
Riwayat
Imunisasi
Apakah
imunisasi yang didapat oleh klien lengkap atau tidak, yaitu BCG, DPT (I, II,
III), campak, polio (I, II, III dan IV) dan hepatitis atau tidak.
g.
Riwayat
Tumbuh Kembang
1)
Pertumbuhan fisik
a) BB
(Berat badan)
(1) Berat
badan lahir : 2500-4000 gr
(2)
3-12 bulan : usia(bulan+9)
2
(3) 1 – 6 tahun
: Usia(tahunx2+8)
(4)
6 – 12 tahun : Usia(tahun) x 7-5
2
b)
TB
(Tinggi badan)
(1)
Tinggi
badan lahir : 50 cm
(2)
1
tahun :
75cm(1,5 x TB Lahir)
(3)
4 tahun :
2 x TB lahir
(4)
6 tahun :
1,5 x TB setahun
(5)
13 tahun :
3 x TB lahir
(6)
Dewasa :
3,5 x TB lahir
2) Perkembangan tiap tahap : Usia anak saat
a) Berguling : 3 – 6 bulan
b) Duduk :
6 – 9 bulan
c) Merangkak : 9 – 10 bulan
d) Berdiri : 9 – 12 bulan
e) Berjalan : 9 – 18 bulan
f) Senyum kepada orang lain pertama kali : 3
bulan
g) Bicara
pertama kali : 2 – 3 tahun
h) Berpakaian
tanpa bantuan : 3 tahun
h.
Riwayat
Nutrisi
1)
Apakah diberikan ASI sejak lahir
dan berapa lama pemberian.
2)
Apakah diberikan susu formula,
sejak kapan diberikan dan mengapa diberikan susu formula.
3)
Apakah diberikan makanan tambahan
dan sejak kapan diberikan.
i.
Riwayat
Psikososial
Keadaan
tempat tinggal, lingkungan rumah klien dan hubungan antara anggota keluarga
serta siapa yang menjadi pangasuhnya.
j.
Riwayat
Spiritual
Gangguan
support sistem dalam keluarga dan bagaimana kegiatan keagamaan dalam keluarga.
k.
Reaksi
Hospitalisasi
1)
Pemahaman keluarga tentang sakit
dan rawat inap.
2)
Pemahaman klien tentang sakit dan
rawat inap.
l.
Aktivitas
Sehari-hari
1) Nutrisi :
Riwayat nutrisi sebelum sakit dan saat sakit, mual-mual nafsu makan klien menurun.
2) Cairan :
Riwayat cairan sebelum sakit dan saat sakit
3) Eliminasi (Bab dan Bak) : Riwayat sebelum sakit dan saat
sakit
4) Istirahat dan tidur : Riwayat sebelum sakit dan saat
sakit
5) Olahraga : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
6) Personal hygiene : Riwayat sebelum sakit dan saat
sakit
7) Aktifitas /mobilitas fisik : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
8) Rekreasi : Riwayat sebelum
sakit dan saat sakit
m.
Pemeriksaan
Fisik
1)
Keadaan
Umum
2)
Tanda-tanda
Vital
TD : Tekanan
darah ( hipotensi / menurun )
N : Nadi (
meningkat )
P : Pernapasan
( meningkat)
S : Suhu (
meningkat sampai 38-39 oC)
3)
Antropometri
a)
Tinggi
Badan
b)
Berat
Badan
c)
Lingkar
Lengan Atas
d)
Lingkar
Kepala
e)
Lingkar
Dada
f)
Lingkar
Perut
4) Sistem
Pernapasan
Melakukan observasi pada sistem pernafasan seperti :
Frekuensi pernafasan, gangguan pada pola nafas, bersihan
jalan nafas, bunyi ronchi dan wheezing, gerakan dada dan bentuknya.
5)
Sistem
Cardiovaskuler
Melakukan
pemeriksaan pada cardiovaskuler seperti :
Denyut
nadi, konjungtiva pucat atau tidak, bunyi jantung I/II, tekanan darah, capilari
reffeling time.
6)
Sistem
Pencernaan
a) Mulut : bibir apakah lembab, kering,
pecah-pecah, observasi adanya
stomatitis, jumlah gigi, dan kemampuan menelan.
b)
Gaster
: Apakah nampak kembung, ada nyeri dan auskultasi, gerakan peristaltik.
c)
Abdomen
: Hati teraba atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
d)
Anus : Apakah ada lecet atau hemoroid.
7)
Sistem
Indera
Mata : Visus, lapang pandang
Hidung
: Kemampuan penciuman
Telinga
: Keadaan daun telinga,kaji kemampuan pendengaran
8)
Sistem
Saraf
a) Fungsi Cerebral
(1)
Status
mental : orientasi, daya ingat dan bahasa.
(2)
Tingkat
kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan
menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).
(3)
Kemampuan
bicara.
b)
Fungsi Cranial
(1)
Nervus I
(olfactorius): penciuman
Dengan
mata tertutup,minta anak dengan mengidentifikasi bau seperti kopi,
alkohol,parfum atau bau lainnya; uji setiap lubang hidung secara terpisah.
(2)
Nervus
II (opticus): visus dan kemampuan lapang pandang
Periksa
persepsi sinar ,ketajaman penglihatan perfier ,penglihatan warna.
(3)
Nervus
III,IV,VI (Oculomotorius, Trochlear, Abducens)
Minta anak mengikuti objek (mainan)
atau sinar pada enam langkah posisi cardinal.
Minta anak melihat ke bawah dan
kedalam dan minta anak melihat kearah sisi temporal.
(4)
Nervus V
(Trigeminus)
Minta
anak menggigit dan membuka rahangnya; periksa kesimetrisan dan kekuatannya
dengan mata tertutup,lihat bila anak dapat mendeteksi sinar yang disentuhkan
pada region mandibular dan maksilaris,uji refleks kornea dan kedipan dengan
menyentuh kornea perlahan.
(5)
Nervus
VII (fasialis)
(M)
Minta anak tersenyum,membuat wajah lucu, atau memperlihatkan gigi untuk melihat
kesimetrisan ekspresi.
(S)
Minta anak mengidentifikasi larutan dengan rasa manis atau asin.
(6)
Nervus
VIII (akustikus): pendengaran
Uji
pendengaran; perhatikan adanya kehilangan ekuilibrium atau adanya vertigo
(pusing).
(7)
Nervus
IX (glosofaringeal)
(M)
Stimulasi faring posterior dengan spatel
lidah; anak harus mengalami refleks muntah.
Tes
rasa asam atau pahit pada segmen posterior lidah
(8)
Nervus X
(Vagus)
Perhatikan
suara serak,refleks muntah dan kemampuan untuk menelan; periksa apakah ovula
ada di garis tengah; bila di rangsang dengan spatel lidah,harus menyimpang ke atas dan sisi yang di rangsang.
(9) Nervus XI (Aksesori)
Minta anak menahan bahu sambil memberikan tekanan sedang;
dengan tangan di letakkan di bahu ,minta anak memutar kepala menghadap tekanan
pada sisi yang lain; perhatikan kesimetrisan dan kekuatannya.
(10) Nervus XII (Hipoglosal)
Minta anak menggerakkan lidah ke semua arah; minta anak
menjulurkan lidah sejauh mungkin; perhatikan adanya penyimpangan dari garis
tengah. (Donna L Wong,2008)
c)
Fungsi Motorik : Massa otot, tonus otot dan kekuatan otot.
d)
Fungsi
Sensorik : Respon terhadap suhu,
nyeri, getaran.
e)
Fungsi
Cerebellum : Kemampuan koordinasi dan keseimbangan.
f)
Iritasi
Meningen : Apakah ada kaku kuduk.
9)
Sistem
Musculoskeletal
Bentuk kepala, vertebrae, lutut, kaki, tangan.
10) Sistem Integumen
a) Rambut : warna rambut, kebersihan, mudah tercabut
atau tidak
b) Kulit : warna, temperatur dan kelembaban.
c)
Kuku : warna, permukaan kuku dan
kebersihannya.
11) Sistem Endokrin
Keadaan kelenjar tiroid, eksresi urine, suhu tubuh.
12) Sistem Perkemihan
Odema palpebra, keadaan kandung kemih, observasi kelainan
berkemih.
13) Sistem Reproduksi
Observasi keadaan genetalia.
14) Sistem Imun
a) Alergi
terhadap cuaca, debu, bulu binatang dan zat kimia.
b) Adanya
penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca.
n.
Tingkat
Perkembangan
1)
0 – 6 tahun : DDST (Denver
Developmental Screening Test)
Aspek perkembangan yang dinilai dengan menggunakan DDST
pada umur 0 – 6 tahun.
a)
Personal
Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
b)
Fine
Motor Adapative (Gerakan
motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang
cermat
c)
Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d)
Gross
motor (gerakan motorik
kasar)
Aspek yang berhubungan dengan sikap tubuh.
2)
6 tahun Keatas
a) Perkembangan
kognitif
b) Perkembangan
psikoseksual
c) Perkembangan
psikososial.
o.
Pemeriksaan
Diagnosis
1) Pemeriksaan
darah kimia darah
2) Pemeriksaan
darah lengkap
(Wong,
Donna L. 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar