Minggu, 25 Januari 2015

asuhan keperawatan Gastroentritis

TINJAUAN PUSTAKA

A.   


 
KONSEP MEDIS
1.      Pengertian
a.       Gastroentritis adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. (Anonim, 2009)
b.      Gastroentiris akut adalah defekasi yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansyoer Arief, 2008).
c.       Diare adalah perubahan tiba-tiba dalam frekuensi dan kualitas defekasi. (Ngastiyah. 2009)
d.      Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3 kali/hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200 gram/hari) dan konsistensi feses cair. (Supartini, Yupi. 2008)
e.       Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (muntah berak). (Speer, Khatleen Morgan. 2009)




2.   Anatomi Fisiologi

Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses Pencernaan (pengunyahan, penelanan dan percampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
Saluran pencernaan terdiri dari: mulut, faring, osofagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, anus serta orgn tambahan (Assesoris) Hati,Pangreas, dan Empedu .
a.      Mulut (oris)
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu:
1)      Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
2)      Bagian rongga mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
a)      Kelenjar parotis
b)      Kelenjar submaksilaris
c)      Kelenjar sublingualis
b.      Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (osofagus), di dalam lengkungan faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosis dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antara jalan napas dan jalan makanan.
c.       Osofagus.
Merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.
d.      Lambung
Bagian lambung terdiri dari:
1)      Fundus Ventrikuli
2)      Korpus ventrikuli
3)      Antrum Pilorus
4)      Kurvatura Minor
5)      Kurvatura Mayor
6)      Osteum Kardiakum.
Susunan lapisan dari dalam keluar terdiri dari: lapisan selaput lendir, lapisan otot melingkar, lapisan otot miring, lapisan otot panjang, dan lapisan jaringan ikat/serosa. Fungsi lambung terdiri dari :
1)      Makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung.
2)      Getah cerna lambung yang dihasilkan:
a)      Pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton).
b)      Asam garam (HCL) fungsinya: mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat Suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin.
c)      Renin fungsinya, sebagai ragi membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu)
d)     Lapisan lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
e.       Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup dan merupakan saluran pencernaan diantara lambung dan usus besar. Usus halus panjang, tube yang berliku-liku yang memenuhi sebagian rongga abdomen. Usus halus terdiri dari duodenum, yeyenum dan ileum.
1)      Duodenum
Adalah tube yang berbentuk huruf C dengan panjang kira-kira 25 cm, pada bagian belakang abdomen, melengkung melingkari pancreas. Duodenum di gambarkan kedalam 4 bagian:
a)      Bagian I : menjalar kearah kanan
b)      Bagian II : menjalar kearah bawah
c)      Bagian III : menjalar kearah tranversal kiri dan disebelah depan vena kava inferior dan aorta.
d)     Bagian IV : menjalar kearah atas untuk selanjutnya bergabung dengan yeyenum.
Bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit disebut papilla vateri, pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pancreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus). Empedu di buat di hati untuk dikeluarkan keduodenum melalui duktus koledokus yang fungsinya mengemulsikan lemak, dengan bantuan lipase. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar-kelenjar brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.


2)      Yeyenum dan Ileum
Yeyenum merupakan bagian pertama dan ileum merupakan bagian kedua dari saluran usus halus. Semua bagian usus tersebut mempunyai panjang yang bervariasi dari 300 cm sampai 900 cm.
Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesentrika suporior, pembuluh limfe dan saraf keruang antara 2 lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium Ileoseckalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter ileuseikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula Baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali keadaan ileum.
Fungsi usus halus adalah:
a)      Mensekresi cairan usus.
b)      Menerima cairan empedu dan pancreas.
c)      Mencerna makanan.
d)     Mengabsorbsi air, garam dan vitamin.
e)      Menggerakkan kandungan kandungan usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakkan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.
f.       Usus Besar
Usus besar mempunyai panjang kurang lebih 1,5 meter dengan lebar 5-6 cm. Lapisan-lapisan usus besar dari dalam keluar adalah :
1)      Selaput lender
2)      Lapisan otot melingkar.
3)      Lapisan otot penampang.
4)      Jaringan ikat.
Fungsi usus besar, terdiri dari menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri koli dan tempat feses. Adapun bagian-bagian dari usus besar adalah sebagai berikut:
1)      Seikum (Ceacum)
Di bawah seikum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cincin sehingga disebut umbai cacing, dengan panjang 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum, mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mensentrium dan dapat diraba melalui dinding Abdomen.
2)      Colon Asenden
Panjangnya 13 cm, terletak dibawah Abdomen sebelah kalon membujur keatas dari ileum kebawah hati. Dibawah hati membengkok kekiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatica dan dilanjutkan sebagian kolon transversum.
3)      Apendiks
Bagian usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum, mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
4)      Colon Transversum
Panjangnya kurang lebih 38 cm, membujur dari kolon asendes sampai kekolon desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksula lienalis.
5)      Colon Desendens
Panjangnya kurang lebih 25 cm, terletak dibawah Abdomen bagian kiri membujur dari atas kebawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambung dengan colon sigmoid.
6)      Colon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rectum.
g.      Rektum
Terletak dibawah colon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvic didepan oscracum dan oscogcigis.
h.      Anus
Adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar. Terletak didasar pelvik, dindingnya diperkuat oleh tiga spincter :
1)      Spincter Ani Internus, bekerja tidak menurut kehendak.
2)      Spincter Levator Ani, bekerja tidak menurut kehendak.
3)      Spincter Ani Eksternus, bekerja menurut kehendak.
(Pearce C. 2009)

3.      Etiologi
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu (penggantian hormon tiroid, pelunak feses dan laksatif, antibiotik, kemoterapi, dan antasida), selain itu semua gastroenteritis dapat juga disebabkan oleh :
a.      Faktor infeksi
1)      Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :
a)      Infeksi bakteri: vibria, E.Coli, salmonella, shigella, compylobacter, yersiria, aeromonas dan sebagainya.
b)      Infeksi virus: Enterovirus, (virus Echo, Coxsackie, Poliomielitis) Adenovirus, Rofavirus, Astrovirus, Trichuris, Oxyuris, strongy loides, Protozoa, (Entomoeba histolyfica, giardia, lamblia, Trichomonas hominis), jamur (candida albicans).
2)      Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA), Tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, pemberian makanan perselang, gangguan metabolic dan endokrin (Diabetes, Addison, Tirotoksikosis) serta proses infeksi virus/bakteri (disentri, shigellosis, keracunan makanan).
b.      Faktor Malabsorbsi
1)      Mal absrobsi karbohidrat: disakarida, (Intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa): monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang tersering intoleransi laktosa)
2)      Mal absorbsi lemak
3)      Mal absorbsi protein.
c.       Faktor Makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d.      Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

4.      Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis ialah :
a.      Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.
b.      Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
c.       Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul pula gasteoenteritis. Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi :
1)      Dehidrasi ringan, jika kekurangan cairan 5% atau 25 ml/kg/bb.
2)      Dehidrasi sedang, jika kekurangan cairan 5-10% atau 75 ml/kg/bb.
3)      Dehidrasi berat, jika kekurangan cairan 10-15% atau 125 ml/kg/bb.
(Price, Sylvia A. 2009)
Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi ini menimbulkan peningkatan produksi air dan garam ke dalam lumen usus dan juga peningkatan motilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak dicerna dan cairan dikeluarkan. Dengan gastroenteritis yang hebat, sejumlah besar cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan dehidrasi, hyponatremi dan hipokalemia.
Selain itu juga gastroenteritis yang akut maupun yang kronik dapat meyebabkan gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikamik, dan gangguan sirkulasi darah. (Ngastiyah. 2008)

5.      Manifestasi Klinik
Menurut Mansyoer Arief (2010), tanda dan gejala gastroenteritis atau diare adalah :
a.       Mula-mula bayi atau anak cengeng, gelisah.
b.      Suhu badan mungkin meningkat.
c.       Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
d.      Diare.
e.       Feses cair dengan darah atau lendir.
f.       Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.
g.      Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
h.      Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
i.        Dehidrasi, bila banyak cairan keluar mempunyai tanda-tanda ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit menurun, selaput lendir mulut dan bibir kering.
j.        Berat badan turun

6.      Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mansyoer Arief (2010), pemeriksaan diagnostik pada klien gastroenteritis adalah sebagai berikut :
a.      Pemeriksaan Tinja
1)      Makroskopis dan mikroskopis.
2)      Biarkan kumanuntuk mencari kuman penyebab.
3)      Tes resistensi terhadap berbagai antibiotik (pada diare persisten).
4)      PH dan kadar gula jika diduga ada toleransi gula (sugar Intolerance).
b.      Pemeriksaan Darah
1)      Darah perifer lengkap.
2)      Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang).
3)      PH dan cadangan alkali untuk menentukan gangguan keseimbangan asam basa.
4)      Kadar uream dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.


c.       Duodenal intubation
Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

7.      Penatalaksanaan
Menurut Mansyoer Arief (2010), penatalaksanaan gastroenteritis adalah terdiri dari :
a.      Simtomatis
1)      Terapi Rehidrasi
2)      Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara memberikan oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dekstrose 5%. Dekstrosa dalam salin.
3)      Antispasmodik, Antikolinergik (Antagonis stimulus kolinergik pada reseptor muskarinik), contoh obat: Papaperin.
4)      Obat anti diare :
a)      Obat anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid).
b)      Oktreotid (Sondostatin) sudah dicoba dengan hasil memuaskan pada diare sklerotik.
c)      Obat antidiare yang mengeraskan tinja dan absorbsi zat toksik yaitu: Norit 1-2 tablet diulang sesuai kebutuhan.
5)      Antiemetik (metoclopramid).
6)      Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan yaitu vitamin B1, asam folat.
7)      Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare
untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi.
b.      Kausal
Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi, pada kasus kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.

B.     KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Di dalam memberikan Asuhan Keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1.      Pengkajian
a.      Biodata :
1)   Identitas klien (nama, tempat/tanggal lahir, agama, jenis kelamin, alamat, pendidikan, tanggal pengkajian dan diagnosa medik).
2)   Identitas orang tua
Ayah dan ibu (nama, umur, pendidikan, penghasilan, agama dan alamat).
3)   Identitas saudara kandung
(Nama, usia, hubungan dengan klien, status kesehatan).
b.      Keluhan Utama
Biasanya klien akan mengeluh demam, anoreksia, malaise, nyeri kepala, biasa disertai batuk.
c.       Riwayat Keluhan Utama (PQRST)
P    = (Provokatif/paliatif)
Apa yang menyebabkan gejala? Apa saja yang dapat mengurangi/memperberat
Q   = (Kualitas)
Bagaimana keluhan yang dirasakan, sejauh mana keluhan yang dirasakan.
R   = (Regional/radiasi)
Dimana gejala itu terasa ? Apakah menyebar ?
S    = (Skala keparahan)
Seberapa berat keluhan yang dirasakan, dengan skala numerik 1 – 10.
T    = (Timing/waktu)
Kapan gejala mulai timbul, seberapa sering gejala terasa (apakah tiba-tiba atau bertahap)




d.      Riwayat Kesehatan
1)      Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan yang biasa ditemukan antara lain : demam, mual-muntah, bibir kering, turgor kulit jelek,  nafsu makan menurun,  dan biasa disertai batuk.
2)      Riwayat kesehatan masa lalu
(Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
a)      Pre Natal Care
(1)   Pemeriksaan kehamilan ibu selama hamil berapa kali
(2)   Keluhan selama hamil : apakah ada perdarahan,  infeks, ngidam, muntah-muntah , demam, serta perawatan selama hamil.
(3)   Riwayat : - Terkena sinar dan Therapi obat     
(4)   Kenaikan Berat Badan selama hamil,
(5)   Immunisasi TT  selama hamil berapa kali
(6)   Golongan darah ibu dan golongan daran ayah.
b)      Natal
(1)   Tempat melahirkan: apakah di RS, Klinik, atau Rumah
(2)   Lama dan jenis persalinan : Sponta,, Force, Operasi  lain-lain
(3)   Penolong persalinan: apakah  Dokter., Bidan, atau Dukun.
(4)   Cara untuk memudahkan persalinan: apakkah di beri obat         perangsang
(5)   Komplikasi waktu lahir : Robek perineum atau Infeksi nifas
c)      Post Natal
(1)   Kondisi Bayi : BB lahir,dan PB bayi saat lahir.
(2)   Apakah anak mengalami: penyakit Kuning,Kebiruan, Kemerahan, apakah ada problem menyusui., BB tidak stabil.
(Untuk Semua Usia)
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit lain sebelumnya,apakah pernah dirawat di Rumah Sakit.
e.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah atau sedang mengalami penyakit yang sama atau penyakit lainnya.
f.       Riwayat Imunisasi
Apakah imunisasi yang didapat oleh klien lengkap atau tidak, yaitu BCG, DPT (I, II, III), campak, polio (I, II, III dan IV) dan hepatitis atau tidak.
g.      Riwayat Tumbuh Kembang
1)   Pertumbuhan fisik
a)      BB (Berat badan)
(1)   Berat badan lahir         : 2500-4000 gr
(2)   3-12 bulan                   : usia(bulan+9)
2
(3)   1 – 6 tahun                  : Usia(tahunx2+8)
(4)   6 – 12 tahun                : Usia(tahun) x 7-5
2                     
b)      TB (Tinggi badan)
(1)    Tinggi badan lahir       :  50 cm
(2)    1 tahun                                    : 75cm(1,5 x TB Lahir)
(3)    4 tahun                                    : 2 x TB lahir
(4)    6 tahun                                    : 1,5 x TB setahun
(5)    13 tahun                      : 3 x TB lahir
(6)    Dewasa                       : 3,5 x TB lahir 
2)      Perkembangan tiap tahap : Usia anak saat
a)      Berguling                         : 3 – 6 bulan
b)      Duduk                             : 6 – 9 bulan
c)      Merangkak                       :  9 – 10 bulan
d)     Berdiri                             : 9 – 12 bulan
e)      Berjalan                           : 9 – 18 bulan
f)       Senyum kepada orang lain pertama kali      : 3 bulan
g)      Bicara pertama kali                                      : 2 – 3 tahun
h)      Berpakaian tanpa bantuan                            : 3 tahun
h.      Riwayat Nutrisi
1)      Apakah diberikan ASI sejak lahir dan berapa lama pemberian.
2)      Apakah diberikan susu formula, sejak kapan diberikan dan mengapa diberikan susu formula.
3)      Apakah diberikan makanan tambahan dan sejak kapan diberikan.


i.        Riwayat Psikososial
Keadaan tempat tinggal, lingkungan rumah klien dan hubungan antara anggota keluarga serta siapa yang menjadi pangasuhnya.
j.        Riwayat Spiritual
Gangguan support sistem dalam keluarga dan bagaimana kegiatan keagamaan dalam keluarga.
k.      Reaksi Hospitalisasi
1)      Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap.
2)      Pemahaman klien tentang sakit dan rawat inap.
l.        Aktivitas Sehari-hari
1)      Nutrisi      : Riwayat nutrisi sebelum sakit dan saat sakit, mual-mual nafsu makan klien  menurun.
2)      Cairan        : Riwayat cairan sebelum sakit dan saat sakit
3)      Eliminasi (Bab dan Bak) : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
4)      Istirahat dan tidur            : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
5)      Olahraga                            : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
6)      Personal hygiene              : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
7)      Aktifitas /mobilitas fisik  : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
8)      Rekreasi                           : Riwayat sebelum sakit dan saat sakit
m.    Pemeriksaan Fisik
1)      Keadaan Umum
2)      Tanda-tanda Vital
TD       : Tekanan darah ( hipotensi / menurun )
N         : Nadi ( meningkat )
P          : Pernapasan ( meningkat)
S          : Suhu ( meningkat sampai 38-39 oC)
3)      Antropometri
a)      Tinggi Badan                               
b)      Berat Badan                                 
c)      Lingkar Lengan Atas                   
d)     Lingkar Kepala                             
e)      Lingkar Dada                               
f)       Lingkar Perut                               
4)      Sistem Pernapasan
Melakukan observasi pada sistem pernafasan seperti :
Frekuensi pernafasan, gangguan pada pola nafas, bersihan jalan nafas, bunyi ronchi dan wheezing, gerakan dada dan bentuknya.
5)      Sistem Cardiovaskuler
Melakukan pemeriksaan pada cardiovaskuler seperti :
Denyut nadi, konjungtiva pucat atau tidak, bunyi jantung I/II, tekanan darah, capilari reffeling time.
6)      Sistem Pencernaan
a)      Mulut : bibir apakah lembab, kering, pecah-pecah, observasi adanya stomatitis, jumlah gigi, dan kemampuan menelan.
b)      Gaster : Apakah nampak kembung, ada nyeri dan auskultasi, gerakan peristaltik.
c)      Abdomen : Hati teraba atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
d)     Anus  : Apakah ada lecet atau hemoroid.
7)         Sistem Indera
Mata     : Visus, lapang pandang
Hidung : Kemampuan penciuman
Telinga : Keadaan daun telinga,kaji kemampuan pendengaran
8)      Sistem Saraf
a)      Fungsi Cerebral
(1)   Status mental : orientasi, daya ingat dan bahasa.
(2)   Tingkat kesadaran (eye, motorik, verbal) : dengan       menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS).
(3)   Kemampuan bicara.
b)       Fungsi Cranial
(1)   Nervus I (olfactorius): penciuman
Dengan mata tertutup,minta anak dengan mengidentifikasi bau seperti kopi, alkohol,parfum atau bau lainnya; uji setiap lubang hidung secara terpisah.
(2)   Nervus II (opticus): visus dan kemampuan lapang pandang
Periksa persepsi sinar ,ketajaman penglihatan perfier ,penglihatan warna.
(3)   Nervus III,IV,VI (Oculomotorius, Trochlear, Abducens)
Minta anak mengikuti objek (mainan) atau sinar pada enam langkah posisi cardinal.
Minta anak melihat ke bawah dan kedalam dan minta anak melihat kearah sisi temporal.
(4)   Nervus V (Trigeminus)
Minta anak menggigit dan membuka rahangnya; periksa kesimetrisan dan kekuatannya dengan mata tertutup,lihat bila anak dapat mendeteksi sinar yang disentuhkan pada region mandibular dan maksilaris,uji refleks kornea dan kedipan dengan menyentuh kornea perlahan.
(5)   Nervus VII (fasialis)
(M) Minta anak tersenyum,membuat wajah lucu, atau memperlihatkan gigi untuk melihat kesimetrisan ekspresi.
(S) Minta anak mengidentifikasi larutan dengan rasa manis atau asin.
(6)   Nervus VIII (akustikus): pendengaran
Uji pendengaran; perhatikan adanya kehilangan ekuilibrium atau adanya vertigo (pusing).
(7)   Nervus IX (glosofaringeal)
(M) Stimulasi faring  posterior dengan spatel lidah; anak harus mengalami refleks muntah.
Tes rasa asam atau pahit pada segmen posterior lidah
(8)   Nervus X (Vagus)
Perhatikan suara serak,refleks muntah dan kemampuan untuk menelan; periksa apakah ovula ada di garis tengah; bila di rangsang dengan spatel lidah,harus menyimpang  ke atas dan sisi yang di rangsang.
(9)   Nervus XI (Aksesori)
Minta anak menahan bahu sambil memberikan tekanan sedang; dengan tangan di letakkan di bahu ,minta anak memutar kepala menghadap tekanan pada sisi yang lain; perhatikan kesimetrisan dan kekuatannya.
(10)  Nervus XII (Hipoglosal)
Minta anak menggerakkan lidah ke semua arah; minta anak menjulurkan lidah sejauh mungkin; perhatikan adanya penyimpangan dari garis tengah. (Donna L Wong,2008)
c)       Fungsi Motorik    :  Massa otot, tonus otot dan kekuatan otot.
d)     Fungsi Sensorik     : Respon terhadap suhu, nyeri, getaran.
e)      Fungsi Cerebellum : Kemampuan koordinasi dan keseimbangan.
f)       Iritasi Meningen   : Apakah ada kaku kuduk.
9)      Sistem Musculoskeletal
Bentuk kepala, vertebrae, lutut, kaki, tangan.

10)  Sistem Integumen
a)      Rambut     : warna rambut, kebersihan, mudah tercabut atau tidak
b)      Kulit          : warna, temperatur dan kelembaban.
c)      Kuku         : warna, permukaan kuku dan kebersihannya.
11)  Sistem Endokrin
Keadaan kelenjar tiroid, eksresi urine, suhu tubuh.
12)  Sistem Perkemihan
Odema palpebra, keadaan kandung kemih, observasi kelainan berkemih.
13)  Sistem Reproduksi
Observasi keadaan genetalia. 
14)  Sistem Imun
a)      Alergi terhadap cuaca, debu, bulu binatang dan zat kimia.
b)      Adanya penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca.
n.      Tingkat Perkembangan
1)      0 – 6 tahun : DDST (Denver Developmental Screening Test)
Aspek perkembangan yang dinilai dengan menggunakan DDST pada umur 0 – 6 tahun.
a)      Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

b)      Fine Motor Adapative (Gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
c)      Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d)     Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan sikap tubuh.
2)      6 tahun Keatas
a)      Perkembangan kognitif
b)      Perkembangan psikoseksual
c)      Perkembangan psikososial.
o.      Pemeriksaan Diagnosis
1)      Pemeriksaan darah kimia darah
2)      Pemeriksaan darah lengkap

(Wong, Donna L. 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar